Niat hati ingin memiliki rumah idaman, namun justru menjadi korban penipuan broker properti online bodong. Calon korban sebelumnya akan terbuai dengan penawaran rumah yang menampilkan foto-foto hunian indah sesuai bujet Anda di sebuah media sosial, blog, situs dan lainnya.
Keyakinan bertambah kuat ketika Anda mendapatkan respons cepat dari si agen properti. Namun segala jurus berkelit akan dikerahkan saat calon pembeli tidak sabar untuk survei hunian tersebut.
Si broker bodong itu tidak bisa menunjukkan rumahnya, dan kembali membujuk agar calon pembeli menyerahkan sejumlah uang atau uang muka segera dan menjanjikan rumah akan menjadi milik Anda.
Bagi seseorang yang pernah mencoba membeli properti secara online, skenario atau modus ini pasti familiar. Internet semakin memuluskan aksi para broker penipu mencari mangsa calon pembeli maupun penyewa hunian.
Jaringan properti global, Lamudi dalam keterangan resminya yang diterima Liputan6.com, Jakarta, Rabu (18/3/2015), memberi beberapa tips untuk membedakan penipu properti online dengan agen yang asli.
1. Selalu bersikeras untuk melihat langsung properti yang ditawarkan
Jangan pernah setuju untuk melakukan pembayaran di muka atau menandatangi kontrak tanpa memeriksa propertinya. Melihat properti dan menemui agennya secara langsung adalah cara terbaik untuk memastikan bahwa listing atau penawaran itu asli.
2. Periksa identitas orang yang berhubungan dengan Anda
Lakukan beberapa hal untuk memastikan orang yang Anda hubungi adalah agen properti asli. Contohnya, pencarian online singkat bisa membantu Anda mendeteksi penipuan. Cobalah mencari alamat propertinya, nama agen serta kantor agensinya atau alamat email mereka.
Hindari listing properti yang telah diposting beberapa kali.
Salah satu hal yang dilakukan para penipu adalah meng-kopi listing yang sudah ada (dan asli) dari properti yang dijual dan lalu mem-posting listing itu kembali sebagai properti sewaan, dengan kontak mereka tercantum di listingannya.
Waspadalah terhadap listing duplikat dengan harga yang berbeda-beda. Dan jangan pernah berikan informasi atau dokumen pribadi.
Anda seharusnya tidak perlu memberikan detail akun bank atau identifikasi personal Anda melalui internet. Lebih penting lagi, jangan pernah memberikan verifikasi kartu kredit Anda kepada siapapun.
3. Waspadalah jika suatu transaksi terlalu bagus untuk menjadi kenyataan
Salah satu aturan penting di dalam real estate adalah apabila suatu transaksi terdengar terlalu bagus untuk menjadi kenyataan, kemungkinan besar itu adalah penipuan.
Tidak ada salahnya memandang skeptikal kepada semua listing online untuk sebuah properti menarik yang berharga sangat murah di daerah tertentu. Para penipu biasanya menggunakan harga yang murah untuk memancing para pencari properti.
4. Jika Anda mendeteksi penipuan, hubungi pihak yang berwenang
Fokuskan proses pencarian properti Anda kepada listing yang dikeluarkan oleh agensi real estate dan website iklan properti terpercaya. Begitu Anda mendeteksi kemungkinan sebuah penipuan di website pencarian properti, segera hubungi administrator website tersebut. (Fik/Nrm/liputan6)