Lensa kontak ini akan membantu dokter untuk mengecek kadar gula darah pada penderita diabetes.
Bila gula tidak termetabolasi dengan baik dan konsentrasi glukosa di dalam tubuh meningkat, lensa kontak akan berganti warna.
"Cara kerjanya sama seperti kertas lakmus yang digunakan di laboratorium sekolah," kata Dr Jun Hu.
"Molekul gula bereaksi seperti proton saat tes kadar keasaman, yang menyebabkan perubahan warna pada lensa," katanya.
Dr Hu menggunakan molekul bernama probe yang dapat mengikat gula dengan baik. Probe dan gula menghasilkan sebuah warna.
Pengguna lensa tidak akan mengetahui perubahan kecuali saat mereka bercermin.
Dr Hu mengatakan "Alat ini akan mendeteksi perubahan halus kadar gula darah pada penderita diabetes. Lensa juga dapat digunakan untuk medeteksi potensi diabetes pada pasien. Alat ini membantu diagnosa awal untuk mencegah perkembangan penyakit".
"Alat ini juga mengurangi ketidaknyamanan pasien saat cek gula darah, bahkan biaya," katanya.
"Selain itu, gula darah cepat berganti baik saat aktivitas normal maupun tinggi. Alat ini mampu memonitor glukosa beberapa kali dalam sehari".
Saat ini, lensa kontak masih berupa prototipe. Namun, para ilmuwan mengatakan lensa akan tersedia dalam tiga tahun jika proyek berjalan lancar.
Proyek yang sedang berlangsung saat ini adalah perubahan warna pada lensa tidak berbahaya untuk mata.