Kebiasaan merokok pada pagi hari biasanya sulit untuk ditinggalkan perokok. Mereka percaya ada sesuatu yang kurang bila tidak memulai hari tanpa menyalakan rokok. Padahal, merokok pada pagi hari justru paling meningkatkan risiko kanker paru-paru, baik pada perokok ringan maupun berat.
Peneliti menganalisis data dari sebuah studi yang mempelajari perokok dan mantan perokok di Italia. Studi mencakup survei tentang kebiasaan dan riwayat merokok responden, termasuk untuk pertanyaan, "Berapa lama waktu yang dibutuhkan, dari bangun tidur sampai kemudian mulai merokok?"
Peneliti studi Michael B Steinberg mengatakan, risiko perokok untuk mengembangkan kanker paru-paru, kepala, dan leher sangat dipengaruhi oleh tingkat ketergantungan mereka pada konsumsi nikotin.
"Dengan demikian, menanyakan pertanyaan seperti kapan waktu mereka merokok setelah bangun tidur akan mengungkap risiko mereka untuk mengembangkan kanker," ujarnya.
Dalam studi tersebut, dari total 3.249 perokok yang dianalisis, 1.812 mengembangkan kanker paru-paru, sementara sisanya tidak. Peneliti menemukan bahwa risiko kanker akan cenderung lebih tinggi untuk mereka yang hanya membutuhkan waktu singkat, dari bangun tidur sampai dengan menghisap rokok pertama.
Yang menarik, risiko kanker justru lebih tinggi pada perokok ringan dengan yang menghisap rokok pertamanya lebih pagi, daripada perokok berat yang mulai menghisap rokok pertama pada waktu lebih akhir. Dengan demikian dapat disimpulkan, waktu menghisap rokok bisa menjadi salah satu cara memprediksi risiko kanker.
Studi lain yang dilakukan di Jepang beberapa waktu lalu juga menunjukkan hubungan antara waktu menghisap rokok pertama dan kanker paru-paru. Meski hanya merokok satu atau dua batang per hari, tetapi dengan waktu yang lebih awal, bisa jadi risiko kanker justru lebih tinggi daripada orang yang menghisap dua bungkus rokok per hari.