-->

Kamis, 19 Februari 2015

Batu Giok Super Aceh Sudah Sulit Didapat

Batu Giok Super Aceh Sudah Sulit Didapat - Batu giok super dengan kualitas tinggi mulai sulit didapat di pasaran Kota Takengon, Kabupaten Aceh Tengah, meski dikenal sebagai salah satu daerah penghasil batu akik di Aceh. Dua kawasan perburuan Jagong Jeged dan Linge tetap ramai dengan orang-orang yang menyusuri sungai atau juga perbukitan.

Salah seorang pemburu batu giok di Kota Takengon, Heri kepada Serambi Sabtu (14/2) mengatakan untuk mencari batu giok berkualitas tinggi seperti solar dan bio solar mulai sulit didapat sejak dua bulan terakhir ini. Dia mengungkapkan kedua jenis itu yang beredar saat ini tidak berkualitas baik, sehingga banyak calon pembeli yang kecewa.

“Kalau dua bulan lalu, untuk mencari batu giok super tidaklah sulit, tetapi saat ini sangat sulit didapat, kalaupun ada tidak berkualitas baik,” ujar Heri. Disebutkan, harga batu giok berkualitas baik seperti solar dan bio solar lebih tinggi dibandingkan jenis lainya, tetapi saat tidak sesulit saat ini.

“Kalaupun harganya mahal, tapi kualitasnya baik, maka pasti tetap dibeli. Masalahnya sekarang, ada yang berani beli mahal tetapi barangnya sulit untuk dicari,” sebutnya. Dia mengaku potensi batu giok masih banyak, tetapi masyarakat mulai berhati-hati saat mencari batu, karena pemerintah sudah mengeluarkan aturan terkait penambangan batu tersebut.

“Yang kita tahu, giok Gayo terdapat di dua kecamatan, seperti Jagong Jeged dan Kecamatan Linge, tetapi kami yakin, masih banyak daerah lain di Gayo ini, yang menyimpan sumber daya alam batu giok,” pungkasnya.

Hal senada disampaikan Randi, warga Jagong, Kecamatan Jagong Jeged. Menurutnya, peredaran batu giok berkuliatas tinggi jenis solar dan bio solar di daerah asalnya di Jagong mulai menurun. Padahal, masyarakat para pemburu batu berharga itu, semakin ramai.

“Ada beredar batu jenis bio solar tapi kondisinya kualitas sedang. Untuk saat ini, belum ada atu kualitas baik, tettapi kemungkinan masih ada batu-batu super di daerah ini,” ujar Randi.

Berdasarkan pantauan Serambi, seiring dengan populernya batu giok sejak beberapa bulan terakhir, banyak masyarakat yang beralih profesi menjadi pencari batu giok. Bahkan, memasuki musim kemarau pada tahun ini, warga berduyun-duyun berburu batu giok ke aliran sungai yang diduga banyak menyimpan bongkahan batu mulia. Seperti di sejumlah aliran sungai di daerah Lumut, Kecamatan Linge, Sungai Gerpa Kecamatan Bintang dan beberapa anak sungai di kawasan Gemboyah, Jagong Jeged.

Omzet penjualan batu giok asal Aceh Tengah dan daerah lainnya di Aceh Tenggara mencapai jutaan rupiah per hari, seiring warga Blangkejeren dan sekitarnya mulai dilanda demam giok sejak beberapa bulan terakhir ini. Pecinta batu alam, bukan saja melanda kaum pria, tetapi juga juga ibu-ibu dan para remaja putri.

Ucok Rangkuti, salah seorang penjual batu alam Leuser Gemstone di Kutacane, kepada Serambi, Sabtu (14/2) mengatakan omzet gagang cincin titanium dan batu akik terus meningkat. Disebutkan gagang cincin titanium ukuran 7-8 paling laris dan jenis batu akik yang paling diburu warga jenis idocrase, black jade, bio solar, kecubung, lavender dan cempaka.

Dia mengaku omzetnya bisa mencapai Rp 7 juta per hari, jika pesanan banyak. Dikatakan, dia bukan hanya menjual gagang cincin, tetapi juga mengasah batu menjadi cincin, liontin dan lainnya.

Menurut dia, para pecinta giok bukan hanya kalangan pejabat, tetapi juga masyarakat. Disebutkan, tempat dagangnya beroperasi dari pagi hingga larut malam atau disesuaikan dengan pesanan, walau kadang-kadang kewalahan melayani pembeli.
--Aceh.tribunnews.com--

Previous
Next Post »